Langsung ke konten utama

Bagaimana cara untuk menikmati hidup ?


 Bagaimana cara untuk menikmati hidup ? Dari Sudut Pandang Pribadi


Aku mendapat topik ini dari sebuah akun instagram solusibuku. Menurutku, aku bisa menghubungkan dengan bagaimana aku menikmati rutinitas dengan santai bahkan aku menilai hidupku tidak seambisius yang lain. Bukan membandingkan, tapi perlu untuk menilai diri sendiri terlebih dahulu dan Insya Allah aku baik-baik saja. Oke, aku ingin membagikan cara aku melewati waktu dengan perasaan yang aku usahakan bisa bahagia tenang dan damai dengan caraku.


Santai & Chill

Ini bukan membahas untuk menikmati akhir pekan dengan santai kok, sungguh tidak. Alhamdulillah Serius, setelah mendapatkan priviilage sebagai remote worker aku merasa menjadi orang yang paling beruntung. Jika dulu aku bermimpi bisa kerja dimana saja (bukan kapan aja ya) sekarang, Qadarullah aku bisa kerja dari tempat manapun. 


Aku menikmati pekerjaan dengan caraku, pergi ke Cafe secara random, memesan kopi favorit rekomendasi. Bahkan aku bisa jalan-jalan sambil shopping tentu dengan melihat waktu kerja :) kalau lagi meeting ya meeting. Bisa fokus? aku berusaha untuk tetap rileks untuk bisa menyelesaikan pekerjaanku. (aku bukan engineer)


Berpikir positif

Dapat masalah? apalagi masalah pekerjaan. Aku melewati kejadian-kejadian yang membuatku mengevaluasi diri. Aku harap aku bisa memperbaikinya entah nanti hasilnya bagaimana. Aku yakin Allah punya  rencana yang baik untukku. Pasrah bukan berarti ya wes ngonolah. Tapi terus berdoa dan berusaha dengan optimis bahwa semua akan baik-baik saja.


Nggak masalah dapat kesalahan, kedepan bisa di perbaiki dan tetap semangat. Yang terjadi ya udah biar terjadi, waktu terus berjalan dan masalah akan berlalu. Gak usah terlalu banyak mikir masa depan gimana. Terlalu banyak  mikir alias Overthingking membuat hidup makin terbebani, gak ikhlas, merasa insecure, jelek dll. Please, kalau mikir gitu terus kapan bisa menikmati hidup. 


Karena aku sudah bekerja, aku bersyukur mampu bisa membeli tanpa berpikir lagi (misal beli kopi/mcd/kfc) yang dulu terlihat tidak mampu aku beli. Sekarang aku bisa beli karena dulu aku berpikir suatu hari pasti bisa aku beli. Sama seperti sekarang mungkin sebuah perjalanan luar negeri, membeli rumah, mobil bahkan uang miliyaran suatu hari bisa aku miliki.


Bersyukur

Segala apapun yang terjadi adalah berkat dari Allah. Bisa bernapas tanpa pilek, tersenyum tanpa batuk, berlari tanpa kesakitan, makan tanpa sakit gigi, tidur di kasur, bisa mandi dan masih banyak lagi hal-hal yang biasa kita lakukan adalah Anugrah luar biasa yang diberikan.


Mendapatkan pekerjaan yang bisa mendukung finansial. Mungkin saat ini masih belum mencukupi keinginan tapi setidaknya bisa memberikan kecukupan yang layak. Bisa menghutangi teman yang lagi kesusahan, perlu? gak apa-apa selagi bisa meminjami dengan batas kemampuan. Sekali lagi, aku merasa menjadi orang yang paling beruntung.


Belum menikah? bagiku itu bukan hal yang besar walaupun tetap terpikirkan hehe. Positifnya apa? aku masih bisa menikmati waktu luang begitu hebat dengan jalan-jalan traveling kemanapun aku mau tanpa perlu memikirkan suami dan anak yang mungkin suatu hari aku bisa memikirkan hal itu. Tapi gak perlu dipikirkan sekarang, nikmati hidup yang ada dengan porsi! yups porsi gak berlebihan.



Membagi waktu, membagi porsi keuangan hingga membagi perasaan biar gak gampang BAPER! 


Thats! bukannya aku SI PALING POSITIF atau SI PALING BERSYUKUR, Sekali lagi aku merasa menjadi orang yang paling beruntung. Tulisan ini aku buat bukan untuk membandingkan hidup atau pencapaian melainkan aku ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan sebagai pengingat. Mungkin masalah teman-teman lebih berat dan sangat berat sehingga merasa tidak bisa menikmati hidup, aku berharap teman-teman bisa melewati prosesnya.


Semoga atas izin Allah kita bisa menjadi orang yang bisa menikmati hidup dengan cara yang di Ridhoi-Nya :)

Karena segala sesuatu kalau ga di Ridhoi bakal gak NIKMAT.

Komentar

Popular Posts

23 vs 32

10 tahun lalu terasa berat buatku, bahkan 10 tahun setelahnya juga masih terasa berat.. "Merayakan hari jadi diri sendiri dengan sendirian di usia 32th" Hari ini banget aku pergi ke Sate Kelopo favorit di sebelah gedung Intiland dan siapa tahu ibu sang penjual sepertinya agak hafal wajahku bertanya " kok dewean ?", dalam hatiku hmm sepertinya aku selalu sendirian bu :') tapi terima kasih bu sudah mengajak aku bicara di hari ultahku itu sangat berarti. So, aku sangat bersyukur dengan usia yang begitu matang. Usia 23 tahun di 10 tahun lalu, diriku masih struggle dengan kehidupan, mulai mencari kerja, mencari jati diri, dapat kerja tapi gaji masih difokuskan ke rumah, gak fokus buat nikah karena kepikiran karena belum stabil semuanya, quarter life crisis walaupun sampai sekarang tapi, setidaknya aku bersyukur sudah melewati fase itu. Tapi itu 10 tahun lalu. Sekarang? jadi dewasa itu penuh dengan pertimbangan, udah 10 tahun bekerja tapi nggak naik-naik jabatan ehhh...

Tips Membuat Majalah, Koran, Brosur, dan Sejenisnya

Tips Membuat Majalah, Koran, Brosur, dan Sejenisnya Sebenarnya, bikin majalah, koran, brosur, atau leaflet itu punya beberapa aturan dasar yang sama dan tujuan format yang jelas. Dari pengalaman saya, banyak desainer pemula yang asal jadi aja tanpa ngerti aturan penting. Padahal, misalnya buat majalah, ada aturan khusus seperti jumlah halaman, ukuran font, pengaturan gambar, margin, dan lain-lain. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan: Jumlah halaman harus kelipatan 4 (misal: 12, 16, 20, 24, 28, dst). Ini supaya nggak ada halaman kosong yang mubazir. Ukuran font isi majalah: 9-10 pt, pakai font yang umum seperti Arial, Times New Roman, Georgia, Garamond, dll. Ukuran font judul: minimal 16 pt ke atas, bisa bervariasi sesuai desain. Jangan asal copy-paste gambar , tapi pakai fitur impor atau place di program desain seperti CorelDraw, Photoshop, Adobe InDesign, dll. Margin standar: minimal 1,5 cm untuk kiri, kanan, atas, dan bawah supaya tampilan lebih rapi d...

Saat Hidup Terasa Stuck: Sebuah Percakapan dengan Diriku Sendiri

  "Halo Sawitri.. dimana?" Hufftt... sepertinya sudah lebih dari lima tahun terakhir ini, aku merasa hidupku seperti jalan di tempat. Produktivitas menurun kadang naik, semangat juga banyak turunya daripada naiknya dan meski dari luar terlihat “baik-baik saja” aku ngerti, ada sesuatu dalam diri yang kosong. Aku punya segala rutinitas. Aku kerja, punya kegiatan, teman-teman pun ada, lingkungan juga mendukung. Tapi tetap aja, hambar... Kadang semangat, kadang juga kosong saat gak ada aktivitas. Rasanya seperti hanya hidup untuk “menjalankan hari”, bukan untuk benar-benar menjalaninya. Pagi hari adalah waktu yang paling berat. Bangun dan ingin tidur lagi, padahal secara logika, tidur sudah cukup. Tapi energinya... seperti menguap begitu saja. Aku punya mimpi, tapi dulu. Dan sekarang?, mimpi-mimpi itu terasa jauh. Seolah dunia dan aku berhenti berjalan bersamaan. Parahnya lagi, bahkan aku gak tahu lagi apa yang sebenarnya aku pengen. Lingkungan sekitar seharusnya mendukung. G...