Langsung ke konten utama

Potensi Dirimu Tergantung Dari Seberapa Baik Kamu Mengenal Dirimu


 

Pernah ngerasa, kok aku begini-begini saja. Stuck di Level yang gak naik dan kadang bisa turun. Sudah merefleksikan diri atau mengoreksi diri apakah ada yang belum di mengerti. Sebelum minta di mengerti orang lain, mungkin sebaiknya mulai mengerti diri sendiri.

Satu Dekade ini aku merasa ada di fase naik turun seperti roll coaster. Kalau naik gak seberapa naik terus turun dengan kencang. Seperti yang di sampaikan leaderku, ya dia seolah mengenalku dan aku terbawa meyakini bahwa aku seperti itu. 

Sudah berusaha untuk mencapai target? nggak kok, bahkan nggak sama sekali, lempeng aja mengikuti mood. Yes, mood bukan ambisi. Aku bukan orang yang berambisi, kalau di tanya apa tujuanmu, aku mengikuti alur seperti air, itu jawaban yang selama ini aku jawab dan ternyata jawaban itu adalah milik orang yang gak berprinsip atau gak punya mimpi. 

Melewati masa karir di tahun 2022, melihat semakin banyak karakter hingga jenis pekerjaan dan aku belum mulai menemukan apa yang menjadi keahlianku. See, aku belum menemukan keahlian khusus. Disebut apa orang seperti aku. Aku pernah membaca sebuah buku berjudul You Do You: Discovering Life through Experiments & Self-Awareness oleh Fellexandro Ruby. Hal yang aku bingungkan ternyata hanya masalah generalis atau spesialis.

Kalau ada jabatan Spesialist focus ke suatu bidang itu adalah spesialis. Kalau kamu dari tiap waktu memegang suatu pekerjaan yang berubah-ubah tapi bisa kamu lakukan, walau terkadang terjungkal-jungkal itu disebut generalis.

Halo, perkenalkan aku Sawitry seorang generalis. Aku mulai terjun berkarir semenjak 5 bulan setelah lulus kuliah. Hingga saat ini pengalaman bekerjaku adalah 8 tahun pengalaman bekerja (-2022). Aku memiliki background pendidikan IT dimana aku lebih banyak memahami teori mengolah bahasa pemrograman dan sedikit praktik membuat perangkat lunak. Bidang tersebut aku pilih karena aku suka teknologi. Namun siapa sangka bidang yang aku pilih malah menjerumuskan aku ke Dunia 4.0 saat ini, dan aku tidak menyesal akan keputusan itu. Tapi yang menjadi sedikit kesal adalah aku tidak menggunakan kesempatan pada waktu lampau untuk lebih serius. Hanya menjadi sebuah penyesalan bukan? tapi sebenarnya aku di beri kesempatan lagi untuk mendapatkan pengalaman lebih baik tapi malah aku belum memanfaatkan nya dengan baik. Aku tidak bersedih tapi sedikit kecewa dengan diriku. Karena belum menguasai bidang dan tidak bisa fokus. Masalahku adalah aku punya semangat yang tidak stabil, sehingga berimbas kepada timeline karirku yang menurutku terlambat. Aku masih di kelas 1 gak naik-naik.

Sekilas tentang perkenalan sekaligus curhatan masalah yang sedang aku hadapi saat ini. Sebagian orang yang mengenal mungkin melihatku sedang baik-baik saja, oh sudah bekerja, enak begini dan begitu. Tapi, percayalah aku adalah seorang pegawai biasa yang bekerja ikut orang, menunggu untuk di gaji. Siap diberi tugas bahkan di luar jam kerja. Tapi saat ini aku sungguh beruntung dan bersyukur walau memang ada rasa tidak puas dengan diri, tapi aku berusaha untuk memberi ruang betapa beruntungnya aku di banding mereka. Aku bekerja dari rumah dengan fasilitas yang diberikan bahkan bisa sambil jalan-jalan. Gaji? bahkan ada teman yang menganggapku bergaji 2 digit, Masya Allah aku aminkan. Aku memang bercita-cita bergaji 2 digit dan kerja di LN sebagai SE. Apa kau melihat impianku? itu dia aku ingin menjadi Insinyur Perangkat Lunak.

Tapi, bagaimana aku mencapai itu?, circle ku mengajak untuk menuju kesana selama hampir 1 dekade ini. Usaha yang di lakukan aku masih sebatas tahu langkah menuju kesana. Aku berniat dalam tahun ini sudah mempelajari 1 bahasa dan membuat project tapi belum memulai. Sungguh suatu bualan yang tidak lucu.

Jadi sebenarnya bagaimana bisa meraih dan mendapatkan apa yang ingin didapat. Aku mengerti dengan potensiku sendiri. Aku merasa aku bisa untuk menyelesaikannya. Tapi...... aku terlalu malas untuk bisa lebih konsisten. Bahkan aku sudah membuat tulisan hingga jadwal untuk menyusun aktifitas, sudah jalan 20% tapi kembali ke 0% lagi.

Jadi sebenarnya, aku hanya butuh konsisten dan memaksa untuk melakukan. Semoga bisa memberi motivasi untuk bisa mewujudkan wishlist sehingga bisa menjadi afirmasi positif yang dapat terlaksana.


Sawitry~

Senin, 1 Agustus 2022

Dalam masa mencari semangat untuk membangun konsistensi sehingga bisa fokus.

Komentar

Posting Komentar

Suwon wes komen

Popular Posts

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan dan Media cetak

Pada kebanyakan masyarakat umum yang biasanya suka membaca, melihat, bahkan menyimpan buku,  brosur  dan  majalah  ataupun  koran  sering mengabaikan hal-hal sepele yang mengarah pada masalah sebuah ukuran bentuk sebuah buku, majalah, brosur, poster dll. Adakalanya di suatu instansi, sekolah-sekolah, universitas  yang ingin membuat sebuah profil katalog atau majalah siswa dan brosur, tidak tahu seluk beluk ukuran kertas yang sebenarnya untuk disesuaikan dengan media percetakan dan  desain grafis . Sangat penting memperhatikan jenis kertas dan ukuran standar pembuatan Brosur, Majalah, Poster, Buku Kenangan, Lefleat, Undangan dll. BROSUR  : membuat brosur bentuk ukuran kertasnya ada beberapa pilihan yaitu  A4, F4, Letter  dan  Custom . Hal ini sangat di anjurkan daripada memakai ukuran seenaknya sendiri karena ketentuan ukuran tersebut sudah dikondisikan dengan ukuran kertas plano (kertas ukuran besar sebelum dipotong-potong menjadi bagian tertentu, biasanya dijual khusus untuk d

Syarat dan Ketentuan Membuat Majalah

Pada dasarnya membuat  majalah, koran,  brosur , lefleat  dan sejenisnya ada beberapa kesamaan dan satu tujuan bentuk formatnya. Berdasarkan pengalaman saya sendiri banyak kesalahan-kesalahan mendasar telah dibuat oleh para desainer awam atau pemula yang nota bene asal buat, asal jadi. Padahal dari segi pembuatan majalah misalnya harus ada aturan main yg lbh spesifik misalnya jumlah halaman, standar ukuran font, pengaturan gambar, pengaturan margin dll. Ada poin – poin penting yang berhasil saya kumpulkan dalam membuat majalah, koran, buku profil, dll.  yaitu : 1.  Tentukan jumlah halaman  yang akan di buat, atur jumlah halaman dengan cara dibagi menjadi kelipatan 4 misalnya : 12 halaman, 16 halaman, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56 dan seterusnya. Ingat !! berapapun yang anda inginkan jumlah halaman harus genap jika dibagi menjadi 4, hal ini dikarenakan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan beberapa halaman kosong. 2.  Ukuran font  standar untuk isi majalah ada

Pengalaman Pergi Ke Jogja dari Surabaya Dengan Minimalis ala Sawitry (Work On Trip)

Aku sempat berkeinginan pergi ke Jogja untuk kerja remote dan Finally terwujud! Akhir bulan september 2021 lalu aku berkesempatan untuk work on solo trip disaat PPKM Level mulai rendah. Perjalanan work on trip ini gak maksimal bisa dinikmati, karena jadwal interview dan meeting yang gak bisa di prediksi.  Biaya dan akomodasi ke Jogja menurutku gak sepenuhnya murah loh, tapi tentu siapkan budget terlebih dahulu untuk keperluan apa yang akan kita lakukan di Kota Istimewa ini. Dari pengalaman kemarin aku punya tips ke Jogja kalau kamu ingin pergi solo trip atau sekedar remote work from Jogja. 1. Transportasi Pulang-Pergi Aku sarankan naik kereta ke Jogja agar feel perjalanannya lebih terasa. Bila kamu solo trip akan lebih aman dengan kereta karena bila dalam jam kerja bisa sambil meeting didalam kereta. Kereta Surabaya Jogja termurah menggunakan kereta ekonomi melalui rute  Surabaya Gubeng - Lempuyangan. - Logawa : Rp 74.000,- - Pasundan : Rp 105.000,- - Sri Tanjung Rp 94.000,-