Langsung ke konten utama

Demotivasi dan Burn-Out



Menjadi Dewasa adalah siap menempa masalah, rasanya lelah tapi harus tetap bertahan. Kehidupan ini susah maklum bukan penerima waris tahta. Bilapun ditakdirkan menjadi kaya harus tetap berusaha untuk mempertahankan kekayaan.

Kalimat pembuka diatas adalah curahan stress sedikit dari penulis. Tidak bisa banyak bicara, bukan orang yang banyak bicara tapi ingin terus berusaha memberikan yang terbaik.

Dunia kerja itu keras men. Sepertinya harus sadar diri kalau diri bukan pemilik gunung emas tapi hanya memiliki sebongkah harapan untuk dijadikan cuan. Aku punya pengalaman buruk tentang rasanya bekerja dan down karena kerjaan. Tidak ada yang bisa mengerti bagaimana perasaan ini dan seolah emang persaingan itu sungguh nyata.

Hasil evaluasi kerja sungguh merah, sepertinya aku gak pernah belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Tahun pertama emang terasa mudah, tapi berikutnya sungguh menantang. Mood vibes naik turun, kontrol perasaan campur aduk apalagi campur remote. 

Pernah gak sih merasa kalau tekanan kerja itu sungguh nyata. Sepertinya aku merasa dilahirkan untuk sendirian. Di tempat pertama berusaha struggle babat alas, di tempat berikutnya juga lahir sendirian dan di jegal lalu dibuang karena tidak ada dorongan dan juga kebijakan yang baik. Kadang ingin memberikan yang terbaik tapi nyatanya penjilat juga ada di sekitar. Pengen jadi yang paling diperhatikan tapi setelah dipikir buat apa menjadi perhatian.

Kalau saat ini kamu merasa demotivasi atau tidak punya gairah bekerja tidak bahagia mengerjakan tugas-tugas, ingatlah ada "uang" yang kamu cari untuk keluarga. 

Burn-Out? kamu merasa cape karena kerjaan dan terlalu banyak pekerjaan, diskusikan dengan rekan atau atasan kalau tidak ada solusi dan kamu merasa tidak mendapat solusi berarti tempat bekerja tidak mendukung pekerjaanmu.

But, the end semua itu tergantung bagaimana menyikapinya bagaimana menyelesaikannya. Memilih bertahan atau sekalian mencari yang bisa menerima potensimu. Segera mengevaluasi diri apakah benar masalah dari luar atau bisa jadi dalam diri. Tuliskan apa yang menjadi masalah dan pelajari mengenal diri bagaimana bisa menangani hal ini.

Awalnya aku ingin menuliskan bagaimana pengalamanku ini menjadi sebuah pelajaran dan juga pembelajaran agar teman-teman yang gak sengaja membaca tulisanku menjadi lebih semangat dalam bekerja. Tapi sepertinya harus banyak belajar lagi :) dan lagi. 

Semoga esok lebih baik 

Komentar

Popular Posts

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan dan Media cetak

Pada kebanyakan masyarakat umum yang biasanya suka membaca, melihat, bahkan menyimpan buku,  brosur  dan  majalah  ataupun  koran  sering mengabaikan hal-hal sepele yang mengarah pada masalah sebuah ukuran bentuk sebuah buku, majalah, brosur, poster dll. Adakalanya di suatu instansi, sekolah-sekolah, universitas  yang ingin membuat sebuah profil katalog atau majalah siswa dan brosur, tidak tahu seluk beluk ukuran kertas yang sebenarnya untuk disesuaikan dengan media percetakan dan  desain grafis . Sangat penting memperhatikan jenis kertas dan ukuran standar pembuatan Brosur, Majalah, Poster, Buku Kenangan, Lefleat, Undangan dll. BROSUR  : membuat brosur bentuk ukuran kertasnya ada beberapa pilihan yaitu  A4, F4, Letter  dan  Custom . Hal ini sangat di anjurkan daripada memakai ukuran seenaknya sendiri karena ketentuan ukuran tersebut sudah dikondisikan dengan ukuran kertas plano (kertas ukuran besar sebelum dipotong-potong menjadi bagian tertentu, biasanya dijual khusus untuk d

Syarat dan Ketentuan Membuat Majalah

Pada dasarnya membuat  majalah, koran,  brosur , lefleat  dan sejenisnya ada beberapa kesamaan dan satu tujuan bentuk formatnya. Berdasarkan pengalaman saya sendiri banyak kesalahan-kesalahan mendasar telah dibuat oleh para desainer awam atau pemula yang nota bene asal buat, asal jadi. Padahal dari segi pembuatan majalah misalnya harus ada aturan main yg lbh spesifik misalnya jumlah halaman, standar ukuran font, pengaturan gambar, pengaturan margin dll. Ada poin – poin penting yang berhasil saya kumpulkan dalam membuat majalah, koran, buku profil, dll.  yaitu : 1.  Tentukan jumlah halaman  yang akan di buat, atur jumlah halaman dengan cara dibagi menjadi kelipatan 4 misalnya : 12 halaman, 16 halaman, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56 dan seterusnya. Ingat !! berapapun yang anda inginkan jumlah halaman harus genap jika dibagi menjadi 4, hal ini dikarenakan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan beberapa halaman kosong. 2.  Ukuran font  standar untuk isi majalah ada

Pengalaman Pergi Ke Jogja dari Surabaya Dengan Minimalis ala Sawitry (Work On Trip)

Aku sempat berkeinginan pergi ke Jogja untuk kerja remote dan Finally terwujud! Akhir bulan september 2021 lalu aku berkesempatan untuk work on solo trip disaat PPKM Level mulai rendah. Perjalanan work on trip ini gak maksimal bisa dinikmati, karena jadwal interview dan meeting yang gak bisa di prediksi.  Biaya dan akomodasi ke Jogja menurutku gak sepenuhnya murah loh, tapi tentu siapkan budget terlebih dahulu untuk keperluan apa yang akan kita lakukan di Kota Istimewa ini. Dari pengalaman kemarin aku punya tips ke Jogja kalau kamu ingin pergi solo trip atau sekedar remote work from Jogja. 1. Transportasi Pulang-Pergi Aku sarankan naik kereta ke Jogja agar feel perjalanannya lebih terasa. Bila kamu solo trip akan lebih aman dengan kereta karena bila dalam jam kerja bisa sambil meeting didalam kereta. Kereta Surabaya Jogja termurah menggunakan kereta ekonomi melalui rute  Surabaya Gubeng - Lempuyangan. - Logawa : Rp 74.000,- - Pasundan : Rp 105.000,- - Sri Tanjung Rp 94.000,-