Langsung ke konten utama

6 Tahun Komunitas IT SurabayaDev aka Surabaya Developer [Bagian 1]

Kalau ngomongin komunitas teknologi atau IT di Surabaya, pasti yang pertama terlintas adalah SurabayaDev atau Surabaya Developer. Komunitas ini termasuk salah satu yang terbesar di Kota Pahlawan dan sudah mulai populer sejak awal 2016.

Awal terbentuknya SurabayaDev berawal dari sekelompok anak muda IT yang bekerja di sebuah perusahaan dan ingin membuat wadah belajar pemrograman yang sedang naik daun saat itu. Beberapa inisiator seperti Achmad Fatoni, Arryangga, dan Antoni memulai kelas berbagi dengan tema Laravel.

Sekitar 2013, aku aktif di HIMATIFTA dan juga mengenal komunitas PHP Indonesia Cabang Surabaya. PHP Indonesia sendiri memang punya cabang di berbagai kota. Dari komunitas ini, aku pernah hadir di acara MeetUp PHP Indonesia di Graha Wiyata dengan peserta sekitar 350 orang. Di sana aku bertemu dengan trio A, Arryangga, Antoni, dan Fatoni, yang saat itu belum saling kenal. Melihat foto-foto lama, aku sadar kami sudah dipertemukan sejak awal dan kini berkumpul lagi di SurabayaDev.

SurabayaDev dibangun dengan semangat berbagi dan belajar bersama. Dengan visi "Learn Better Together," komunitas ini ingin terus memberikan manfaat dan berkontribusi mengembangkan skill anak muda yang ingin belajar IT agar lebih profesional dan berkualitas.

Aku sendiri mulai bergabung resmi di akhir 2017, meski sebelumnya sudah sering ikut acara mereka. Aku sempat merasa aneh karena biasanya acara IT di kampus, tapi sekarang kami mengadakan event di tempat umum. Di komunitas ini, aku dijuluki "IBU E SURABAYADEV" karena hanya ada tiga cowok dan mereka enggan dipanggil "BAPAK." Aku sendiri memilih tidak menjadi ketua karena tanggung jawabnya besar, cukup "Manajer" saja.

Bergabung dengan SurabayaDev seperti sebuah takdir. Saat komunitas ini mengadakan meetup di kampusku, aku merasa semakin dekat dengan mereka. Aku pun mulai mengajak SurabayaDev ke berbagai tempat baru, tidak hanya di Dilo.

Dilo adalah bagian penting dari perjalanan SurabayaDev. Pertama kali meetup diadakan di Dilo Surabaya yang saat itu berlokasi di Ketintang. Dilo sangat membantu, mulai dari penyediaan tempat hingga konsumsi peserta. Hubungan SurabayaDev dan Dilo seperti sahabat yang tak terpisahkan. Sekarang Dilo berada di AJBS Surabaya, satu kompleks dengan coworking space lain.

Bersambung di halaman berikutnya...

Komentar

Popular Posts

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan, dan Media Cetak

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan, dan Media Cetak Banyak orang suka baca dan simpan buku, brosur, majalah, atau koran, tapi sering lupa soal ukuran kertas yang benar. Padahal, ukuran yang pas itu penting banget biar hasil cetak nggak berantakan dan biaya nggak membengkak. Di sekolah, kampus, atau instansi yang mau bikin brosur, majalah, atau katalog, sering nggak tahu ukuran kertas standar yang harus dipakai. Makanya, penting banget tahu jenis kertas dan ukuran yang biasa dipakai buat media cetak seperti brosur, majalah, poster, undangan, dan lain-lain. Ini ukuran standar yang sering dipakai: Brosur: A4, F4, Letter, atau custom (disarankan pakai ukuran standar supaya nggak boros) Majalah: A4, Letter, B5, atau F4 Jurnal: B5, biasanya buat kampus Buletin: F4 atau A4 Undangan: Bebas, tapi biasanya sekitar 21,5 x 16,5 cm atau 16,5 x 16,5 cm Tabloid: 29 x 42 cm, jumlah halaman kelipatan 4 Koran: Sekitar 33,5 x 55 cm, kayak Kompas atau Jawa Pos Kop...

23 vs 32

10 tahun lalu terasa berat buatku, bahkan 10 tahun setelahnya juga masih terasa berat.. "Merayakan hari jadi diri sendiri dengan sendirian di usia 32th" Hari ini banget aku pergi ke Sate Kelopo favorit di sebelah gedung Intiland dan siapa tahu ibu sang penjual sepertinya agak hafal wajahku bertanya " kok dewean ?", dalam hatiku hmm sepertinya aku selalu sendirian bu :') tapi terima kasih bu sudah mengajak aku bicara di hari ultahku itu sangat berarti. So, aku sangat bersyukur dengan usia yang begitu matang. Usia 23 tahun di 10 tahun lalu, diriku masih struggle dengan kehidupan, mulai mencari kerja, mencari jati diri, dapat kerja tapi gaji masih difokuskan ke rumah, gak fokus buat nikah karena kepikiran karena belum stabil semuanya, quarter life crisis walaupun sampai sekarang tapi, setidaknya aku bersyukur sudah melewati fase itu. Tapi itu 10 tahun lalu. Sekarang? jadi dewasa itu penuh dengan pertimbangan, udah 10 tahun bekerja tapi nggak naik-naik jabatan ehhh...

Tips Membuat Majalah, Koran, Brosur, dan Sejenisnya

Tips Membuat Majalah, Koran, Brosur, dan Sejenisnya Sebenarnya, bikin majalah, koran, brosur, atau leaflet itu punya beberapa aturan dasar yang sama dan tujuan format yang jelas. Dari pengalaman saya, banyak desainer pemula yang asal jadi aja tanpa ngerti aturan penting. Padahal, misalnya buat majalah, ada aturan khusus seperti jumlah halaman, ukuran font, pengaturan gambar, margin, dan lain-lain. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan: Jumlah halaman harus kelipatan 4 (misal: 12, 16, 20, 24, 28, dst). Ini supaya nggak ada halaman kosong yang mubazir. Ukuran font isi majalah: 9-10 pt, pakai font yang umum seperti Arial, Times New Roman, Georgia, Garamond, dll. Ukuran font judul: minimal 16 pt ke atas, bisa bervariasi sesuai desain. Jangan asal copy-paste gambar , tapi pakai fitur impor atau place di program desain seperti CorelDraw, Photoshop, Adobe InDesign, dll. Margin standar: minimal 1,5 cm untuk kiri, kanan, atas, dan bawah supaya tampilan lebih rapi d...