Langsung ke konten utama

Paduan Suara Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ( PARAMATAGS)


Paduan Suara Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ( PARAMATAGS)

Seperti judul diatas aku akan mulai menuliskan sebuah catatan tentang paduan suara yang pernah aku ikuti bahkan sampai saat ini. Paramatags merupakan Paduan Suara kampus yang ada di Untag Surabaya yang menjadi bagian Unit Kegiatan Mahasiswa dibawah binaan Rektor Untag Surabaya pada saat itu. Seperti namanya aktifitas paramatags adalah bernyanyi. Berdiri sejak tahun 1985 yang di inisiasi oleh sekelompok mahasiswa pada jaman itu (aku lupa ceritanya) nanti akan ku ulas kembali kalau bertemu insiator nya sudah kusertakan salah satu inisiator paramatags. Bu Sari adalah pembina forever dari paramatags. Aku mulai masuk padus tepat di tahun pertama kuliah. awalnya tidak berniat untuk ikut kegiatan ini namun temenku yang bernama nicolaus mengajakku untuk ikut serta latihan. Aku inget banget pertama kali di seleksi suara oleh Mas Bayu Werdiyanto pelatih paduan suara yang sudah profesional malang melintang di dunia choir Indonesia bahkah sudah go internasional hihi, keren banget kan. Setelah di seleksi masuklah aku di Suara SOPRAN!, Sopran 1. Dalam perjalanan ternyata aku juga pernah di sopran 2 dan sempat ada di Alto entahlah mungkin karena kualitas suaraku yang gak stabil, gak niat jadi penyanyi wkwkwk.

Melalui Paramatags, aku bisa mengikuti lomba mahasiswa dan karena terbiasa latihan bernyanyi aku akhirnya mengikuti lomba solo. Aku memberanikan diri tampil, lomba nyanyi umum pertama yang aku ikuti adalah lomba karaoke korea di Tunjungan Plaza 3 tahun 2012 dan sejak itu aku aktif mengikuti lomba lomba nyanya solo korea jepang dan gak ada yang menang :D . Gak apa apa yang penting aku sudah berani maju sendiri tampil didepan panggung diliat banyak orang dengan kemampuan bernyanyiku seadanya. Oke cukup dengan manfaat yang aku dapatkan dari Paramatags selain bisa bernyanyi aku bisa kenal langsung dengan Rektor Untag Bu Sari pada saat itu. 

Tahun 2010 adalah tahun yang lumayan membawa kembali paramatags untuk aktif lagi, karena ternyata di tahun sebelumnya tidak diketahui kemana para pengurusnya terakhir adalah kepengurusan mbak tika tahun 2007/2008 kalau gak salah (aku lupa) dan ditahun 2010 dipilihlah nico sebagai ketua, kenapa aku gak dipilih? ya karena aku siapa lah kwkkw.  Tahun 2010 lumayan banyak kegiatan di paramatags, aku sampai betah berada di Pugara (sebutan markas atau sekretariat) milik paramatags. Pugara sudah seperti rumah kedua bahkan rumah utama, hari liburpun aku ke kampus hanya untuk kepugara. Benar benar the real home, gimana nggak home semua fasilitas dan tempat strategis di lantai 3 bersebelahan dengan jurusan arsitek. Kamar mandi, televisi, piano, sound karaoke, bantal, kompor bahkan kipas angin sangat jadi surga bagi mahasiswa pada saat itu. Kalau kelas lagi kosong atau libur kita bisa nyanyi teriak teriak cuci baju masak, Masya Allah Tabarakallah. Gebetan gebetan teman teman dibawah ke Pugara, aku ? ya bawa juga lah rame rame wkwkw. 

Let's Sing! adalah jargon yang pertama kali kubuat untuk poster yang kubikin pada pengumuman DIKLAT tahun 2011/2012 ya aku lupa saat itu. kucantumkan gambarnya. Karena saat itu paduan suara lain punya tagline dan paramatags belum dan sekarang tagline paramatags di tambahkan Let's Sing Go Go Go!, semakin membuat semangat singers paramatags


Paramatags sekarang sudah berusia 35 tahun sejak 1985, di tahun 2020 ini para pengurus paramatags sangatlah luar biasa, aku sangat bangga. Dan aku sudah hampir setahun ini sudah tidak mengikuti latihan. Karena Paramatags aku bisa seperti sekarang, sampai sekarang para alumni yang terdahulu sebelumnya dan yang sekarang Alhamdulillah masih terikat karena hampir tiap tahun di adakan kumpul reuni ulang tahun paramatags, semoga bisa terus berkumpul dan bersilaturahmi. Terima kasih Paramatags, Let's Sing!





Komentar

Popular Posts

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan dan Media cetak

Pada kebanyakan masyarakat umum yang biasanya suka membaca, melihat, bahkan menyimpan buku,  brosur  dan  majalah  ataupun  koran  sering mengabaikan hal-hal sepele yang mengarah pada masalah sebuah ukuran bentuk sebuah buku, majalah, brosur, poster dll. Adakalanya di suatu instansi, sekolah-sekolah, universitas  yang ingin membuat sebuah profil katalog atau majalah siswa dan brosur, tidak tahu seluk beluk ukuran kertas yang sebenarnya untuk disesuaikan dengan media percetakan dan  desain grafis . Sangat penting memperhatikan jenis kertas dan ukuran standar pembuatan Brosur, Majalah, Poster, Buku Kenangan, Lefleat, Undangan dll. BROSUR  : membuat brosur bentuk ukuran kertasnya ada beberapa pilihan yaitu  A4, F4, Letter  dan  Custom . Hal ini sangat di anjurkan daripada memakai ukuran seenaknya sendiri karena ketentuan ukuran tersebut sudah dikondisikan dengan ukuran kertas plano (kertas ukuran besar sebelum dipotong-potong menjadi bagian tertentu, biasanya dijual khusus untuk d

Syarat dan Ketentuan Membuat Majalah

Pada dasarnya membuat  majalah, koran,  brosur , lefleat  dan sejenisnya ada beberapa kesamaan dan satu tujuan bentuk formatnya. Berdasarkan pengalaman saya sendiri banyak kesalahan-kesalahan mendasar telah dibuat oleh para desainer awam atau pemula yang nota bene asal buat, asal jadi. Padahal dari segi pembuatan majalah misalnya harus ada aturan main yg lbh spesifik misalnya jumlah halaman, standar ukuran font, pengaturan gambar, pengaturan margin dll. Ada poin – poin penting yang berhasil saya kumpulkan dalam membuat majalah, koran, buku profil, dll.  yaitu : 1.  Tentukan jumlah halaman  yang akan di buat, atur jumlah halaman dengan cara dibagi menjadi kelipatan 4 misalnya : 12 halaman, 16 halaman, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56 dan seterusnya. Ingat !! berapapun yang anda inginkan jumlah halaman harus genap jika dibagi menjadi 4, hal ini dikarenakan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan beberapa halaman kosong. 2.  Ukuran font  standar untuk isi majalah ada

Pengalaman Pergi Ke Jogja dari Surabaya Dengan Minimalis ala Sawitry (Work On Trip)

Aku sempat berkeinginan pergi ke Jogja untuk kerja remote dan Finally terwujud! Akhir bulan september 2021 lalu aku berkesempatan untuk work on solo trip disaat PPKM Level mulai rendah. Perjalanan work on trip ini gak maksimal bisa dinikmati, karena jadwal interview dan meeting yang gak bisa di prediksi.  Biaya dan akomodasi ke Jogja menurutku gak sepenuhnya murah loh, tapi tentu siapkan budget terlebih dahulu untuk keperluan apa yang akan kita lakukan di Kota Istimewa ini. Dari pengalaman kemarin aku punya tips ke Jogja kalau kamu ingin pergi solo trip atau sekedar remote work from Jogja. 1. Transportasi Pulang-Pergi Aku sarankan naik kereta ke Jogja agar feel perjalanannya lebih terasa. Bila kamu solo trip akan lebih aman dengan kereta karena bila dalam jam kerja bisa sambil meeting didalam kereta. Kereta Surabaya Jogja termurah menggunakan kereta ekonomi melalui rute  Surabaya Gubeng - Lempuyangan. - Logawa : Rp 74.000,- - Pasundan : Rp 105.000,- - Sri Tanjung Rp 94.000,-