Langsung ke konten utama

Macak Turis Piknik Tugu Pahlawan Kota Surabaya Bersama Partner In Crime


Apa yang pertama kali dibenak ketika mendengar "KOTA SURABAYA" ? Bonek! yes, tapi cuaca nya 'PANAS'. Yeah, kota kelahiran ku ini begitu bersahabat dengan cuaca panas nya. Bila sudah terbiasa dengan cuaca siang hari mungkin tidak akan merasakan yang namanya panas, hahaha. Sejak bekerja sebagai "orang kantoran" panas jarang ku nikmati dan setelah 2 tahun berada dalam ruangan ber-AC finally merasakan kehangatan matahari yang begitu menyengat. Terik yang begitu mendominasi tiap sudut kota akan tergantikan dengan suasana adem ayem taman taman kota yang saat ini sangat asri, jadi sejuk walaupun udara panas :) . Maka kita akan mulai Macak Turis Piknik Tugu Pahlawan Kota Surabaya Bersama Partner In Crime.
Hari sabtu lalu 15 April 2017, aku sedang ingin mengunjungi pusat kota, padahal juga setiap hari lewat dan dari kecil tinggal di pusat kota. Entah kenapa hanya di lalui , kenapa tidak di nikmati? jadi, aku memutuskan hari itu piknik bersama ika my partner in crime. Hari itu aku menanyakan apakah tidak pergi ke gereja , karena masih dalam suasana paskah, dan dia mengatakan bahwa perayaan nya hari minggu , baiklah kita PIKNIK!.
Membawa bekal makanan , masakan ika yang luar biasa #endes yummi, seperti biasa kita selalu easy going yang penting #asik :p dan piknik kali ini tanpa alfa :( dia mungkin sibuk mencari terop :D , tak apa lah. Bersantai menikmati cuaca siang yang pada saat itu memasuki jam 11 siang :o. Kendaraan motor kita letakan di kantor pos kebon rojo dan kita berjalan mengitari Tugu Pahlawan. Menikmati pedestarian yang sejak lama ingin ku injak , wow berasa turis karena memang kita selalu macak turis :D .
Foto Candid : by me
 


Sepanjang berjalan kaki , kita tak akan melupakan aktifitas 'FOTO' karena itu yang utama :D, hahaha. Ika mengatakan bahwa dirinya belum pernah sama sekali pergi ke Tugu Pahlawan :o. Dan tentunya sebagai warga asli yang lahir di Surabaya :( tak lengkap rasanya kalau belum pernah berkunjung ke Tugu Pahlawan Surabaya , Monumen paling bersejarah, simbol perjuangan arek arek surabaya semasa perang.


Tak hanya menikmati padang rumput, kita juga masuk ke museum dan beruntung nya masih belum tutup karena pada hari sabtu Museum tutup sampai jam 13.00 WIB. Diorama, Patung Patung , replika replika, serta  berbagai benda benda bersejarah ada dalam ruangan yang mengkisahkan tentang masa perjuangan arek arek suroboyo bertempur melawan penjajah. Rasa bangga, sedih, bahagia melihat lukisan lukisan sejarah bagaimana para syuhada berjuang dengan darah mengorbankan apapun demi menjaga kota surabaya. Almarhumah Nenek juga pernah bercerita tentang semasa peperangan kota dahulu. Ya, sama persis. Mengapa itulah kita jangan melupakan Sejarah!. Do'a untuk mereka selalu menggema di setiap kegiatan kenegaraan , sekolah dan berbagai aktivitas lainya.
[masterslider id="2"]

Tak hanya itu semua, kita juga bertemu dengan adek adek Paduan Suara Untag Surabaya yang  terpilih menjabat ketua baru saat ini. Dan taraaa kita tidak tahu nama mereka setelah kita bersapa berfoto bersama , hahahaha dasar alumni (baca : kita ). Karena waktu sudah menunjukkan jam 1 siang, kita mengakhiri piknik kali ini, karena Ika masuk shift jam 2 siang. Kami kembali ke kantor pos kebon rojo untuk segera meluncur ke Masjid Kemayoran karena aku belum sholat dhuhur , hehehe. Finish Sampai disini :)

Informasi :
Monumen Tugu Pahlawan
HTM : Gratis
Museum 10 Nopember
Senin - Jum'at 08.00 - 15.00 WIB
Sabtu - Minggu s.d jam 13.00 WIB
HTM : 5000/per orang
Menggunakan Kartu Pelajar/Mahasiswa (Gratis)
Parkir Motor : Rp 2000,-

Kantor Pos Indonesia, Kebon Rojo Surabaya
Senin - Sabtu s.d 18.00
Parkir Motor : Rp 2000,- 

Komentar

Popular Posts

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan dan Media cetak

Pada kebanyakan masyarakat umum yang biasanya suka membaca, melihat, bahkan menyimpan buku,  brosur  dan  majalah  ataupun  koran  sering mengabaikan hal-hal sepele yang mengarah pada masalah sebuah ukuran bentuk sebuah buku, majalah, brosur, poster dll. Adakalanya di suatu instansi, sekolah-sekolah, universitas  yang ingin membuat sebuah profil katalog atau majalah siswa dan brosur, tidak tahu seluk beluk ukuran kertas yang sebenarnya untuk disesuaikan dengan media percetakan dan  desain grafis . Sangat penting memperhatikan jenis kertas dan ukuran standar pembuatan Brosur, Majalah, Poster, Buku Kenangan, Lefleat, Undangan dll. BROSUR  : membuat brosur bentuk ukuran kertasnya ada beberapa pilihan yaitu  A4, F4, Letter  dan  Custom . Hal ini sangat di anjurkan daripada memakai ukuran seenaknya sendiri karena ketentuan ukuran tersebut sudah dikondisikan dengan ukuran kertas plano (kertas ukuran besar sebelum dipotong-pot...

Syarat dan Ketentuan Membuat Majalah

Pada dasarnya membuat  majalah, koran,  brosur , lefleat  dan sejenisnya ada beberapa kesamaan dan satu tujuan bentuk formatnya. Berdasarkan pengalaman saya sendiri banyak kesalahan-kesalahan mendasar telah dibuat oleh para desainer awam atau pemula yang nota bene asal buat, asal jadi. Padahal dari segi pembuatan majalah misalnya harus ada aturan main yg lbh spesifik misalnya jumlah halaman, standar ukuran font, pengaturan gambar, pengaturan margin dll. Ada poin – poin penting yang berhasil saya kumpulkan dalam membuat majalah, koran, buku profil, dll.  yaitu : 1.  Tentukan jumlah halaman  yang akan di buat, atur jumlah halaman dengan cara dibagi menjadi kelipatan 4 misalnya : 12 halaman, 16 halaman, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56 dan seterusnya. Ingat !! berapapun yang anda inginkan jumlah halaman harus genap jika dibagi menjadi 4, hal ini dikarenakan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan beberapa halaman kosong. 2.  Ukuran f...

23 vs 32

10 tahun lalu terasa berat buatku, bahkan 10 tahun setelahnya juga masih terasa berat.. "Merayakan hari jadi diri sendiri dengan sendirian di usia 32th" Hari ini banget aku pergi ke Sate Kelopo favorit di sebelah gedung Intiland dan siapa tahu ibu sang penjual sepertinya agak hafal wajahku bertanya " kok dewean ?", dalam hatiku hmm sepertinya aku selalu sendirian bu :') tapi terima kasih bu sudah mengajak aku bicara di hari ultahku itu sangat berarti. So, aku sangat bersyukur dengan usia yang begitu matang. Usia 23 tahun di 10 tahun lalu, diriku masih struggle dengan kehidupan, mulai mencari kerja, mencari jati diri, dapat kerja tapi gaji masih difokuskan ke rumah, gak fokus buat nikah karena kepikiran karena belum stabil semuanya, quarter life crisis walaupun sampai sekarang tapi, setidaknya aku bersyukur sudah melewati fase itu. Tapi itu 10 tahun lalu. Sekarang? jadi dewasa itu penuh dengan pertimbangan, udah 10 tahun bekerja tapi nggak naik-naik jabatan ehhh...