Langsung ke konten utama

Tsubasa Reservoir Chronicle....

Bermula dari kesukaan masa kecil menonton tayangan Anime salah satunya Cardcaptor sakura। Kini bertambah makin gila dengan karakter anime2 yang lain. Tsubasa Reservoir Chronicle sebenarnya tidak jauh beda dengan cerita sebelumnya, Cardcaptor sakura. Karya CLAMP ini sangat membuat Q sendiri jadi menanti-nanti seri berikutnya. Sampai Komiknya aja slalu Q awasi di setiap sudut Toko Buku, ada nggak?. Memang fanatik, tapi nggak terlalu deh. Walaupun harga berkisar Rp.14.800 -. Q bela-belain habisin uang jajan yang Q tabung selalu, demi mendapatkan komik seri selanjutnya. Kenapa sich Q suka banget Manga ini...


SINOPSIS :

Kerajaan Clow adalah negara padang pasir. Sakura adalah tuan putri dari kerajaan Clow, yang berteman dengan Syaoran. Syaoran anak seorang arkeolog yang dipungut juga merupakan sahabat dari kecil sakura. Sehingga membuat sakura suka pada syaoran. Suatu ketika Sakura mengunjungi situs arkeolog yang ditangani syaoran, dan ingin mengutarakan isi hatinya. Namun kejadian tak terduga menimpa sakura di tempat tersebut, tiba-tiba banyak segerombolan mahkluq berbusana serba hitam. Lalu tiba2 muncul sebuah sayap dipunggung sakura tepat di sebuah simbol aneh sakura bberdiri dan tiba2 bulu sayap sakura satu persatu mengilang. Seketika itu ingatan yang dimiliki sakura menghilang juga. Untuk mengembalikan ingatan sakura sayap-sayap tersebut harus ditemukan kembali. Syaoran dengan sepenuh hati berusaha mencari bulu sayap sakura. Atas saran seoran penyihir syoran dan sakura pergi keberbagai dimensi. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan yang lainya seperti FYE, KUROGANE, MOKONA yang siap sedia membantu pencarian bulu sayap sakura. Atas permintaan penyihir dimensi. Ketika bulu sayap sakura telah terkumpul maka imbalanya Sakura tidak akan pernah mengingat apapun tentang Syaoran. Meskipun begitu Syaoran tetap tegar demi sakura.

Komentar

Popular Posts

23 vs 32

10 tahun lalu terasa berat buatku, bahkan 10 tahun setelahnya juga masih terasa berat.. "Merayakan hari jadi diri sendiri dengan sendirian di usia 32th" Hari ini banget aku pergi ke Sate Kelopo favorit di sebelah gedung Intiland dan siapa tahu ibu sang penjual sepertinya agak hafal wajahku bertanya " kok dewean ?", dalam hatiku hmm sepertinya aku selalu sendirian bu :') tapi terima kasih bu sudah mengajak aku bicara di hari ultahku itu sangat berarti. So, aku sangat bersyukur dengan usia yang begitu matang. Usia 23 tahun di 10 tahun lalu, diriku masih struggle dengan kehidupan, mulai mencari kerja, mencari jati diri, dapat kerja tapi gaji masih difokuskan ke rumah, gak fokus buat nikah karena kepikiran karena belum stabil semuanya, quarter life crisis walaupun sampai sekarang tapi, setidaknya aku bersyukur sudah melewati fase itu. Tapi itu 10 tahun lalu. Sekarang? jadi dewasa itu penuh dengan pertimbangan, udah 10 tahun bekerja tapi nggak naik-naik jabatan ehhh...

Tips Membuat Majalah, Koran, Brosur, dan Sejenisnya

Tips Membuat Majalah, Koran, Brosur, dan Sejenisnya Sebenarnya, bikin majalah, koran, brosur, atau leaflet itu punya beberapa aturan dasar yang sama dan tujuan format yang jelas. Dari pengalaman saya, banyak desainer pemula yang asal jadi aja tanpa ngerti aturan penting. Padahal, misalnya buat majalah, ada aturan khusus seperti jumlah halaman, ukuran font, pengaturan gambar, margin, dan lain-lain. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan: Jumlah halaman harus kelipatan 4 (misal: 12, 16, 20, 24, 28, dst). Ini supaya nggak ada halaman kosong yang mubazir. Ukuran font isi majalah: 9-10 pt, pakai font yang umum seperti Arial, Times New Roman, Georgia, Garamond, dll. Ukuran font judul: minimal 16 pt ke atas, bisa bervariasi sesuai desain. Jangan asal copy-paste gambar , tapi pakai fitur impor atau place di program desain seperti CorelDraw, Photoshop, Adobe InDesign, dll. Margin standar: minimal 1,5 cm untuk kiri, kanan, atas, dan bawah supaya tampilan lebih rapi d...

Saat Hidup Terasa Stuck: Sebuah Percakapan dengan Diriku Sendiri

  "Halo Sawitri.. dimana?" Hufftt... sepertinya sudah lebih dari lima tahun terakhir ini, aku merasa hidupku seperti jalan di tempat. Produktivitas menurun kadang naik, semangat juga banyak turunya daripada naiknya dan meski dari luar terlihat “baik-baik saja” aku ngerti, ada sesuatu dalam diri yang kosong. Aku punya segala rutinitas. Aku kerja, punya kegiatan, teman-teman pun ada, lingkungan juga mendukung. Tapi tetap aja, hambar... Kadang semangat, kadang juga kosong saat gak ada aktivitas. Rasanya seperti hanya hidup untuk “menjalankan hari”, bukan untuk benar-benar menjalaninya. Pagi hari adalah waktu yang paling berat. Bangun dan ingin tidur lagi, padahal secara logika, tidur sudah cukup. Tapi energinya... seperti menguap begitu saja. Aku punya mimpi, tapi dulu. Dan sekarang?, mimpi-mimpi itu terasa jauh. Seolah dunia dan aku berhenti berjalan bersamaan. Parahnya lagi, bahkan aku gak tahu lagi apa yang sebenarnya aku pengen. Lingkungan sekitar seharusnya mendukung. G...